Follow Me

Thursday, February 23, 2017

Indahnya Menundukkan Pandangan

Bismillah.

Resume, ringkasan, saduran? Intinya tulisan ini bersumber dari buku Ibnul Qayyim yang judulnya Ad-daa Wa Ad-dawaa.

***

Menundukkan pandangan adalah wujud pelaksanaan perintah Allah

Kau mungkin bertanya, apa hubungannya bentuk perintah Allah dan keindahan yang jadi judul tulisan ini. Jawabannya, ditulis dengan begitu indah di buku ini, let's check it out~
Melaksanakan perintah Allah, merupakan puncak kebahagiaan seorang hamba, baik dalam kehidupan dunia maupun akhiratnya. Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba selain melaksanakan perintah Rabbnya. Tidaklah seseorang yang berbahagia di dunia dan akhirat, melainkan karena tekun melaksanakan perintah-Nya. Dan tidaklah pula seseorang sengsara dunia akhirat, melainkan karena menyia-nyiakan perintah-Nya
Menundukkan pandangan adalah perisai hati dari panah beracun Iblis

Di bukunya ga ada penjelasan panjang tentang ini. Tapi Ibnul Qayyim memang memetaforakan pandangan sebagai panah beracun.
Pandangan merupakan panah beracun dari anak-anak Iblis. Barangsiapa mengumbar pandangannya maka panjanglah penyesalannya.
Oh ya, dibuku ini ditekankah, kalau kita mengumbar pandangan, itu sama saja kita membiarkan Iblis membidik panah beracun ke hati kita, dan panah beracun tersebut bisa mematikan hati kita.

Menundukkan pandangan menentramkan hati
Selain menentramkan hati, menundukkan pandangan memusatkan dan mendekatkan hati dengan Allah. Sebaliknya, mengumbar pandangan akan menceraiberaikan hati serta menjauhkannya dari Allah. Tidak ada yang lebih membahayakan hati selain mengumbar pandangan, karena ia menimbulkan rasa hampa di antara hamba dan Rabbnya.
Menundukkan pandangan dapat membuat hati kuat dan bahagia
Sebagaimana mengumbar pandangan bisa membuat hati lemah dan sedih.
Menundukkan pandangan dapat mengumpulkan cahaya untuk hati

Di buku ini disebutkan bahwa Allah menyebutkan tentang "cahaya" setelah perintah menjaga pandangan. Perintah menjaga pandangan ada di surat An Nuur (cahaya) ayat 30 untuk laki-laki dan ayat 33 untuk perempuan. Selanjutnya di surat yang sama, An Nuur ayat 35. *ayo cek mushaf masing-masing..
Jika hati bercahaya, maka datanglah seluruh utusan kebaikan dari segala penjuru; sebagaimana halnya jika hati itu gelap gulita maka datangla berbagai bencana dan kejelekan dari semua tempat.
Bid'ah, kesesatan, hawa nafsu, jauhnya petunjuk, keberpalingan dari sebab-sebab kebahagiaan, serta kesibukan dengan sebab-sebab kesengsaraan, semua itu dapat dihilangkan oleh cahaya yang terdapat di hati.
Jika cahaya ini hilang, maka pemiliknya seperti orang buta yang berkeliling pada malam yang gelap gulita.
Menundukkan pandangan mewariskan firasat (akal) yang benar

Disebutkan dari buku ini, yang dimaksud "firasat (akal) yang benar" adalah kemampuan hati untuk membedakan perkara yang haq dan batil, serta yang jujur dan yang dusta.
Ibnu Syuja' al-Karmani berkata: "Barang siapa yang memenuhi lahirnya dengan meledani sunnah dan batinnya dengan pengawasan Allah, menjaga pandanagnnya dari perkara-perkara yang diharamkan, menahan dirinya dari berbagai syubhat, serta menyantap barang yang halal, maka firasatnya tidak akan salah"
Membaca paragraf di atas, somehow mengingatkanku pada firasat Umar bin Khattab (radhiyallahu anhu). Ada yang ingat kisahnya? Betapa beberapa kali, firasat Umar benar, sampai Rasulullah pernah berkata, bahwa kalau ada nabi setelah Rasulullah, maka ia adalah Umar. *cmiiw, mohon koreksinya kalau saya salah~
 Allah subhanahu wata'ala membalas perbuatan manusia sesuai dengan jenis amalnya. "Barang siapa meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan yang lebih baik daripadanya." (HR Ahmad V/363)
Oleh sebab itu, jika seseorang menjaga pandangannya dari perkara-perkara yang diharamkan, maka Allah akan memberikan ganti untuknya berupa cahaya pada pandangannya. Selain itu, dibukakanlah pintu ilmu, iman, pengetahuan, dan firasat yang benar; yang hanya keluar dari hati yang bersih.
***

Masih ada tiga lagi sebenernya keindahan menundukkan pandangan hehe. Tapi karena udah panjang, in syaa Allah dilanjut lain waktu ya~
Thanks to Lisna who asked me to return this book to Asni. Thanks to Asni, who allowed me to borrow this book . Special thanks to Allah, alhamdulillah.. for written this beautiful scenario~

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya